Monday, September 3, 2012

Introducing~ Aqua Timez


Aqua Timez (アクア タイムズ) adalah grup musik Jepang yang dibentuk tahun 2003. Mereka terdiri dari 4 pria dan seorang wanita. Nama Aqua Timez diambil dari nama majalah “Timez” yang mereka baca.  Sementara kata Aqua mereka tambahkan dengan terburu-buru karena grup mereka harus memiliki nama. Aqua Timez berada di bawah label EPIC Records Japan.\

And Here's The Band Members

Futoshi (太志): Vokal
Lahir di kota Gifu, 10 Mei 1980, lulusan Sekolah Menengah Atas Prefektur Gifu Nagara.

Daisuke (大介): Gitar
Lahir di Tomioka, Prefektur Fukushima, 12 April 1977, lulusan Universitas Chuo.
Nama asli: Hasegawa Daisuke (長谷川大介)

OKP-STAR (おーけーぴーすたー): Bass
Lahir di Iwaki, Prefektur Fukushima, 25 Maret 1977, lulusan Universitas Asia

Mayuko (まゆこ): Keyboard, Piano
Lahir di Toyama, Prefektur Toyama, 18 September 1977, lulusan Universitas Chuo

TASSHI (たっしー): Drum
Lahir di kota Kōchi, Prefektur Kochi, 21 Agustus 1978, lulusan Sekolah Menengah Tosa.
Nama asli: Tashima Tomoyuki (田島 智之 )


Aqua Timez didirikan tahun 2003 oleh vokalis Futoshi dan pemain bass OKP-Star. Mereka dibantu pemain kibor Mayuko dan pemain gitar Daisuke sebagai musisi pendukung. Keduanya kemudian dijadikan anggota tetap. Dalam kontes band Chance! yang diadakan Shinseido, mereka berturut-turut menang sebanyak dua kali, tahun 2003 dan 2004. Mereka merekam sendiri album Kanashimi no Hateni Tomoru Hikari, dan mengadakan pertunjukan di tepi-tepi jalan di Tokyo, seperti di Kichijōji dan Shibuya. Album Sora Ippai ni Kanaderu Inori dirilis 24 Agustus 2005 dengan label indie Megaforce Corporation. Salah satu lagunya, "Tōshindai no Love Song" masuk ke dalam daftar lagu yang sering ditanyakan oleh pendengar radio kabel USEN. 

Pada bulan Januari 2006, lagu "Sora Ippai ni Kanaderu Inori" masuk dalam urutan 10 teratas tangga lagu Oricon hingga menempati urutan nomor satu pada 20 Februari 2006.[2] Masih di bulan Juli tahun yang sama, lagu "Ketsui no Asa ni" dijadikan lagu tema film anime Brave Story, dan pemain drum Tasshi diterima sebagai anggota resmi. Pada bulan Agustus, mereka melakukan konser keliling di 7 kota besar Jepang. Singel kedua, "Sen no Yoru o Koete" yang dirilis 22 November 2006 dijadikan lagu tema film Bleach. Mereka mengakhiri tahun 2006 dengan merilis album perdana Kaze o Atsumete (6 Desember 2006). Pada malam pergantian tahun, mereka tampil dalam acara NHK Kōhaku Uta Gassen membawakan lagu "Ketsui no Asa ni". Singel ke-4, "Alones" yang dirilis 1 Agustus 2007 dijadikan lagu pembuka anime Bleach di TV Tokyo. Setelah itu mulai 4 Agustus 2007, mereka mengadakan konser the "BiG BaNG" tour '07 yang sempat dibatalkan setelah Futoshi mengalami radang pita suara akut. Singel ke-5, "Chiisana Tenohira" dipakai sebagai lagu tema serial drama Joshideka! yang dibintangi Yukie Nakama dan Pinko Izumi di televisi TBS. 

Dari 15 Maret hingga 30 Mei, Aqua Timez mengadakan konser keliling "evergreen tour 2008" yang berlangsung sebanyak 17 kali pertunjukan. Singel ke-6 yang dirilis 8 Mei 2008, "Niji" dipakai sebagai lagu ending serial drama Gokusen 3. Sementara singel ke-7, "Natsu no Kakera" dipakai sebagai lagu tema film Hurray Hurray Shōjo yang dibintangi Yui Aragaki.
Sumber : Wikipedia

Baca Lagi......

Saturday, September 1, 2012

Cosplay, The History

Cosplay (コスプレ Kosupure) adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai player.

Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.


Sejarah Cosplay 

Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah. Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah. 

Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show). Di Jepang, peragaan "cosplay" pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.

Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang. 

Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut "Tominoko-zoku" ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok "Tominoko-zoku" dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah "Tominoko-zoku" diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan "cosplay" sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime. 

Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land. 

Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.

Baca Lagi......

Anime, Animasi Jepang


Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.
Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".

Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas Astro Boy karya Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan anime zaman dulu. Dengan grafik yang sudah berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat Jepang sangat antusias menonton anime dan membaca manga. Dari anak-anak sampai orang dewasa. Mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan mereka, Hal ini yang membuat beberapa televisi kabel yang terkenal akan beberapa film kartunnya, seperti Cartoon Network dan Nickelodeon mengekspor kartunnya. Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan bagi semua orang, dan banyak juga orang yang memanfaatkan hal ini untuk sebuah tindakan kejahatan. Pembuat anime itu sendiri disebut animator.Para Animator itu bekerja disebuah perusahaan media untuk memproduksi sebuah anime. Di dalam perusahaan itu, terdapat beberapa animator yang saling bekerja sama untuk menghasilkan sebuah anime yang berkualitas. Tapi sangat disayangkan, gaji dari para animator tersebut kecil jika dibandingkan dengan kerja keras mereka. Hal ini yang membuat para animator enggan untuk bekerja secara professional. Mereka merasa hal itu tidak sebanding dengan usaha yang telah mereka lakukan. Para animator itu sendiri sering disebut Seniman Bayangan. Karena mereka bekerja seperti seorang seniman yang berusaha mengedepankan unsur cerita dan unsur intrinsiknya.

Pembajakan juga mempersulit para animator untuk mendapatkan keuntungan penuh dari hasil kerja keras mereka, meski ternyata juga ada "gosip" yang mengatakan bahwa ada juga pihak produsen anime itu sendiri yang menyebarluaskan karya mereka di luar jalur perdagangan resmi (mungkin gratisan atau dibajak) dengan tujuan untuk lebih memopulerkan hasil karya mereka.

Tidak sedikit yang orang yang pergi ke Jepang untuk belajar mengenai pembuatan anime (dan manga tentunya) karena tertarik setelah melihat berbagai anime yang telah menyebar ke berbagai pelosok dunia di berbagai benua. Adapun pihak yang membuat hasil karya yang serupa atau bahkan mungkin meniru ciri anime, misalnya Korea dan beberapa negara Asia lainnya.

Teknologi CG (Computer Graphics) dan Teknologi Visual, Komputer dsb telah mempermudah pembuatan anime sekarang ini, karena itu ada yang menganggap bahwa kualitas artistiknya lebih rendah dibandingkan dengan anime masa lalu. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kualitas gambarnya pun sekarang ini lebih nikmat dilihat dan lebih mudah dimengerti karena gambarnya lebih proporsional dan warnanya lebih bagus, ditambah keberadaan teknologi HD.
Sumber : Wikipedia

Baca Lagi......

Visual Kei, Fenomena Budaya Jepang

Visual Kei merupakan penggabungan dari kata Visual(bahasa Inggris), dan Kei(bahasa Jepang) yang mempunyai arti ‘gaya’. Jika komunitas Punk berasal dari London, maka Visual kei berasal dari Jepang. Visual Kei (ヴィジュアル系) mengacu pada sebuah gerakan dalam J-Rock yang populer pada sekitar tahun 1990-an. Gerakan ini ditandai dengan band yang mengenakan kostum dramatis dan imej visual untuk memperoleh perhatian. Di Jepang, penggemar band Visual Kei sebagian besar hampir selalu terdiri dari gadis remaja dan dipasarkan secara luas dalam bentuk merchandise anggota band itu sendiri. Di negara-negara lain, perbandingannya kecil secara kuantitas antara penganut Visual Kei kira-kira keseluruhan antara remaja putra dan putri.

Anggota band Visual Kei sering memakai make up yang mencolok, dengan gaya potongan rambut yang dramatis, yang mengingatkan pada “pita rambut” tahun 1980-an dan memakai kostum yang sangat rumit. Walaupun sebagian besar musisi adalah laki-laki. Anggota band sering bermake up dan memakai pakaian yang dapat dianggap sebagai feminin atau androgynous. Pada akhirnya sebagian band kembali pada image warna – warni dan fantastik yang populer sekitar 5 tahun lalu yang diinspirasi game RPG dan anime. Daya tarik kostum pada fans adalah dengan ditunjukkan oleh para gadis yang berpakaian cosplay sebagai anggota band favorit mereka, secara terpisah pada konser di Jepang, di Amerika pada acara-acara anime.

Band visual kei yang diartikan sebagai yang utama dari gaya visual, tidak mengacu pada jenis musik tertentu. Mereka sebagian memainkan musik rock, hard rock seperti Luna Sea, Dir en Grey, The GazettE, Due'le Quartz, Plastic Tree, musik gothic dan neoclassic seperti Versailles, Malice Mizer, Moi Dix Mois, Rentrer en Soi, D'espairs Ray dan Phantasmagoria, Light Rock dan Pop seperti L'Arc~en~Ciel, Glay, Shazna dan musik heavy metal dan Ballad seperti X Japan, Loudness, Buck- Tick, Sex Machine Gun, selain itu musik industrial, punk, dan techno kadang - kadang juga masuk ke dalamnya. Dengan mengambil genre dalam arti yang luas, sebagian besar memutuskan memainkan beberapa jenis musik rock.
Pengamat barat seringkali kebingungan dalam membedakan Visual Kei Band dengan Band Gothic karena kadang-kadang penampilannya yang mirip dalam bermake up dan berpakaian, tetapi sebagian gothic Jepang tidak bisa memasukkan visual Kei menjadi Gothic, dan disana ada persilangan budaya kecil antara Visual Kei Jepang dan Gothic Jepang diluar model gothic lolita, yang mana dipengaruhi oleh subbudaya gothic.
Secara luas gerakan ini telah dimulai oleh X Japan pada tahun 1980-an, yang mengangkat tren dari pemanfaatan visual shock untuk memperoleh pengakuan dalam kancah musik independen.
Sumber : Wikipedia

Baca Lagi......